Contohpopuler sistem operasi modern termasuk Linux, Android, iOS, Mac OS X, dan Microsoft Windows. · Software Aplikasi. software aplikasi, yaitu suatu program komputer yang berfungsi untuk melakukan tugas-tugas khusus, seperti membuat dokumen, memanipulasi foto, membuat laporan keuangan, atau merancang rumah.

Ilustrasi perbedaan data dan informasi. Foto dan informasi merupakan dua hal yang tak dapat dipisahkan dalam aktivitas keseharian. Meski keduanya merupakan unsur yang berfungsi menambah wawasan, perbedaan data dan informasi terletak pada data maupun informasi merupakan unsur yang memiliki definisi dan pemahaman yang berbeda. Untuk mengetahui perbedaan antara keduanya, simak penjelasan selengkapnya berikut Itu Data?Ilustrasi pengertian data. Foto umum, pengertian data dapat dipahami sebagai kumpulan fakta yang memberikan gambaran tentang sebuah keadaan maupun kondisi tertentu. Dalam buku Konsep dan Turunan Praktis Basis Data yang disusun Abdul Kadir, data umumnya digunakan seseorang sebagai landasan dalam mengambil sebuah kebijakan ataupun sebuah data, pengguna bisa melakukan analisis, mendeskripsikan atau menggambarkan sebuah keadaan di berbagai bidang. Karena itu, data dibutuhkan untuk berbagai kepentingan. Suatu data membantu memaparkan informasi yang akurat setelah melalui pengolahan lebih DataIlustrasi fungsi data di bidang pemasaran. Foto hanya sebagai unsur yang membantu dalam menggambarkan sebuah keadaan, data memiliki beberapa fungsi sebagai berikutSebagai bahan evaluasi dalam menanggapi sebuah pemecah masalah sekaligus menentukan suatu kebijakan atau keputusan yang akan acuan dalam setiap implementasi dari suatu kegiatan atau dasar sebuah penelitian maupun perencanaan dalam sebuah DataIlustrasi membedakan jenis-jenis data. Foto cara memperolehnyaData primer, merupakan jenis data yang dikumpulkan atau diperoleh secara lansgung dari objek yang diteliti. Misalnya, data hasil wawancara dan sekunder, yakni data yang diperoleh dari sumber lain yang telah ada sebelumnya, misalnya, data sensus eksternal, yaitu jenis data yang diperoleh dari luar organisasi maupun tempat penelitian dilakukan. Misalnya, data kependudukan, data jumlah siswa di sekolah lain, dan internal, ialah data yang diberikan langsung oleh sebuah organisasi atau tempat berlangsungnya penelitian itu sendiri. Contoh, data kepuasan pelanggan dari suatu kuantitatif, merupakan jenis data yang diperoleh melalui survei. Umumnya, data kuantitatif memuat jawaban berupa kualitatif, adalah jenis data yang diperoleh melalui berbagai metode seperti wawancara, pengisian kuesioner maupun studi Itu Informasi?Ilustrasi informasi. Foto individu maupun organisasi memerlukan informasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Itulah sebabnya, informasi memiliki peranan penting dalam menentukan sebuah pilihan ataupun keputusan dan mendukung perkembangan sebuah organisasi atau dari buku Sistem Informasi Manajemen oleh Suryadarma dan Triyani Budyastuti, informasi dapat dipahami sebagai data yang telah diolah menjadi bentuk yang lebih berguna bagi penerimanya. Informasi dapat dikatakan sebagai hasil pengolahan data yang dapat digunakan untuk berbagai kepentingan, termasuk dalam pengambilan Tata Sutabri dalam buku Konsep Sistem Informasi, secara umum, informasi dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis, yaituInformasi strategis, yakni jenis informasi yang digunakan untuk mengambil keputusan jangka taktis, yaitu jenis informasi yang dibutuhkan untuk mengambil keputusan jangka menengah. Misalnya, informasi untuk penyusunan rencana penjualan dan teknis, ialah jenis informasi yang dibutuhkan untuk operasional berkembangnya kehidupan, informasi memiliki pengertian yang beragam. Umumnya, informasi dapat berupa hasil analisis, hasil kesimpulan, maupun hasil pengolahan sistem informasi berbasis komputer yang sifatnya lebih InformasiIlustrasi siklus informasi. Foto yang diketahui bahwa sumber informasi adalah data. Artinya, sebuah informasi tak dapat muncul begitu saja tanpa ada pengolahan data. Itulah sebabnya, sebuah informasi memiliki siklus yang disebut juga sebagai siklus pengolahan sumber yang sama, data yang diolah untuk menghasilkan informasi menggunakan model proses tertentu. Setelah melalui proses tersebut, informasi akan disajikan ke informasi tersebut, penerima akan melakukan tindakan lain yang memungkinkan sejumlah data kembali. Data tersebut akan ditangkap kembali sebagai input dan diproses melalui model tertentu serta melalui tahapan berulang seperti Data dan InformasiIlustrasi perbedaan data dan informasi. Foto penjelasan singkat di atas, secara tidak langsung kita dapat memahami pengertian antara data dengan informasi. Lantas, apa perbedaan data dan informasi?Dalam buku Konsep Dasar Manajemen Sistem Informasi oleh Janner Simarmata, dkk., perbedaan data dan informasi dalam sistem informasi manajemen setidaknya dapat diuraikan sebagai berikutRuang lingkup data cenderung lebih detail dan bersifat teknis. Sedangkan, informasi lebih merujuk pada proses menghasilkan penjelasan yang dapat dipakai untuk mengambil pola penerimaannya, data tak selalu bisa digunakan dan diterima penerima. Sebab, hal itu memerlukan pengolahan panjang. Sedangkan informasi dapat langsung dipakai sekaligus diterima oleh penerimanya. Hal ini karena informasi telah melalui proses mengolah data yang diterima dalam bentuk lebih sederhana dan dapat fungsinya, data memiliki kategorisasi atau pengelompokkan dengan bidang tertentu. Inilah mengapa, data memiliki fungsi yang beragam, bergantung pada jenis bidang yang dijalankan. Sementara itu, informasi memiliki fungsi yang lebih universal dan dapat diterapkan di berbagai contoh perbedaan data dan informasi menurut Budy Purnawanto dalam buku Manajemen SDM Berbasis Proses, misalnya, data penjualan, data karyawan, data biaya, dan berbagai jenis data tersebut kemudian diolah untuk menghasilkan informasi rata-rata penjualan per wiraniaga, informasi rasio biaya penjualan terhadap total penjualan, informasi rata-rata waktu penagihan piutang, dan berbagai jenis informasi penjualan penjelasan tentang data dan informasi serta perbedaan keduanya. Dengan memahami tiap-tiap konsep dari kedua unsur tersebut, kita dapat membedakan antara data dan informasi yang diterima. Semoga bermanfaat!Apa itu data?Apa itu informasi?Apa perbedaan data dan informasi?

Meskipunada perubahan dari orang tersebut namun kita tdak bisa mengklasifikasikan perubahan tersebut sebagai belajar. Oleh sebab itu untuk mendifinisikan atau mengetahui indivisu yang belajar, maka terdapat ciri-ciri belajar. Menuru Surya (1997) memberikan ciri dari belajar, diantaranya: 1.Perubahan yang disadari dan disengaja (intensional).
ï»żJenis-jenis Kata © Kata adalah bagian dari kalimat yang nantinya mampu menjelaskan sesuatu. Kata sendiri terbagi menjadi beberapa jenis sebagai berikut Kata Benda atau Nomina Kata benda atau nomina adalah nama-nama dari semua benda dan segala sesuatu yang dibendakan. Ciri-ciri dari kata benda atau nomina adalah berikut Tidak bisa didahului dengan keterangan yang bernegasi tidak. Contoh kursi, meja, lemari. Tidak bisa didahului keterangan derajat agak lebih, sangat, dan paling. Contoh agak kursi, lebih meja, dan paling lemari. Tidak bisa didahului dengan keterangan wajib. Contoh wajib kursi, wajib meja. Bisa didahului oleh keterangan jumlah. Contoh empat kursi, satu meja. Kata Bilangan atau Numeralia Kata bilangan atau numeralia adalah unsur yang bertugas untuk menjelaskan tentang jumlah objek atau benda atau urutan benda. Contoh, pertama, kedua, beberapa. Kata Ganti atau Pronomina Kata ganti atau pronominal adalah unsur yang fungsinya untuk menggantikan objek atau nomina atau yang dibendakan. Contoh ini, itu, ia, seluruh, masing-masing. Kata ganti atau pronominal terbagi menjadi empat sebagai berikut Kata ganti diri yang biasanya menggantikan nomina nama orang atau yang diorangkan. Dibedakan lagi menjadi orang pertama tunggal, orang pertama jamak, orang kedua tungga, dan sebagainya. Kata ganti petunjuk atau pronomina demokratif yang berupa “ ini” dan “ itu” yang fungsinya adalah menggantikan nomina dan juga sebagai penunjuk. Kata ganti tanya atau pronomina introgatifa yang digunakan untuk menanyakan suatu nomina. Unsurnya yang biasa dikenal dengan sebutan 5W + 1 H. Kata ganti tidak tentu adalah kata yang digunakan sebagai pengganti nomina tidak tentu. Contoh, seseorang, setiap orang, sewaktu-waktu. Kata Kerja atau Verba Kata kerja atau verba adalah seluruh hal yang bisa menyatakan tentang aktivitas atau perilaku. Contoh makan, minum, jalan, dan sebagainya. Bahkan kata kerja juga bisa dibuat menjadi lebih jelas lagi dengan menjadi kelompok kata “ dengan + adjektiva”. Contoh menulis dengan rapi. Kata Sifat atau Adjektiva Kata sifat atau adjektiva adalah usur yang menggambarkan tentang sifat seseorang atau kondisi suatu benda. Contoh besar, kecil, buruk, dan sebagainya. Kata Keterangan atau Adverbia Kata keterangan atau adverbial adalah hal yang memberikan keterangan tambahan mengenai verba, numeralia, adjektiva, atau seluruh kalimat. Fungsinya adalah menjelaskan secara lebih lanjut mengenai jenis-jenis morfem yang berdampingan dengannya. Kata Tugas Jenis kata yang terakhir adalah kata tugas yang meliputi berbagai macam unsur yang tidak termasuk dari jenis-jenis kata sebelumnya. Dari bentuknya sulit untuk dilakukan perubahan bentuk dan tidak bisa mengalami perubahan tersebut.
Istihsanadalah menurut bahasa berarti menganggap baik, sedangkan menurut istilah, istihsan adalah meninggalkan qiyas yang nyata untuk menjalankan qiyas yang tidak nyata (samar-samar) atau meninggalkan hukum kulli (umum) untuk menjalankan hukum istina'i (pengecualian) disebabkan ada dalil yang menurut logika membenarkannya.(Prof. DR. Mukhtar Yahya dan Prof. DR. Fatchurrahman. 1986.
[Catatan Jika ingin mengutip silakan cari sumber asli dari buku. Tulisan ini hanya untuk referensi. Terima kasih sudah berkunjung] A. Pengertian Relasi makna adalah hubungan kemaknaan atau relasi semantik antara sebuah kata atau satuan bahasa lainnya dengan kata atau satuan bahasa lainnya lagi. Hubungan atau relasi kemaknaan ini mungkin menyangkut hal kesamaan makna sinonim, kebalikan makna antonim, kegandaan makna polisemi dan ambiguitas, ketercakupan makna hiponimi, kelainan makna homonimi, kelebihan makna redundansi, dan lainnya Abdul Chaer, 2013. B. Jenis-jenis Sinonimi Secara etimologi kata sinonimi berasal dari bahasa Yunani kuno, yaitu onoma yang berarti nama’, dan syn yang berarti dengan’. Maka secara harfiah kata sinonim berarti nama lain untuk benda atau hal yang sama’. Secara semantik menurut Verhaar 1978 mendefinisikan sebagai ungkapan bisa berupa kata, frase atau kalimat yang maknanya kurang lebih sama dengan makna ungkapan lain Abdul Chaer, 2013. Hubungan makna antara dua buah kata yang bersinonim bersifat dua arah. Dua buah kata yang bersinonim kesamaannya tidak seratus persen, hanya kurang lebih dan kesamaanya tidak bersifat mutlak Zgusta dan Ullman dalam Abdul Chaer. Tidak mutlak sebab ada prinsip semantik yang mengatakan apabila bentuk berbeda maka makna pun akan berbeda, walaupun perbedaanya hanya sedikit. Kata-kata yang bersinonim itu tidak memiliki makna yang persis sama. Menurut teori Verhaar yang sama tentu adalah informasinya, padahal informasi ini bukan makna karena informasi bersifat ekstralingual sedangkan makna bersifat intralingual. Kesinoniman mutlak atau kesinoniman simetris memang tidak ada dalam perbendaharaan kata bahasa Indonesia. Ketidakmungkinan kita untuk menukar sebuah kata dengan kata lain, yang bersinonim adalah banyak sebabnya. Antara lain faktor waktu, faktor tempat atau daerah, faktor sosial, faktor bidang kegiatan dan faktor nuansa makna. Sinonim tidak hanya terjadi pada kata, tetapi bisa dalam satuan bahasa lainnya seperti morfem bebas dengan morfem terikat, kata dengan kata, kata dengan frase, frase dengan frase dan kalimat dengan kalimat. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan mengenai sinonim Tidak semua kata dalam bahasa Indonesia mempunyai sinonim. Ada kata-kata yang bersinonim pada bentuk dasar tetapi tidak pada bentuk jadian. Ada kata-kata yang tidak mempunyai sinonim pada bentuk dasar, tetapi memiliki sinonim pada bentuk jadian. Ada kata-kata yag dalam arti “sebenarnya” tidak mempunyai sinonim, tetapi dalam arti “kiasan” justru mempunyai sinonim. 2. Antonimi atau Oposisi Kata antonimi berasal dari kata Yunani kuno, yaitu onoma yang artinya nama’, dan anti yang artinya melawan’. Maka secara harfiah antonim berarti nama lain untuk benda lain pula’. Secara semantik, Verhaar 1978 mendefinisikan sebagai ungkapan biasanya berupa kata, tetapi dapat pula dalam bentuk frase atau kalimat yang maknanya dianggap kebalikan dari makna ungkapan lain Abdul Chaer, 2013. Hubungan makna antara dua buah kata yang berantonim bersifat dua arah. Antonim terdapat pada semua tataran bahasa, tataran morfem, tataran kata, tataran frase, dan tataran kalimat. Hanya mencari contohnya dalam setiap bahasa tidak mudah. Antonim pun, sama halnya dengan sinonim, tidak bersifat mutlak. Itulah sebabnya barangkali dalam batasan diatas, Verhaar menyatakan “yang maknanya dianggap kebalikan dari makna ungkapan lain”. Jadi hanya dianggap kebalikan bukan mutlak berlawanan. Dengan istilah oposisi, maka bisa tercakup dari konsep yang betul-betul berlawanan sampai kepada yang hanya bersifat kontras saja. Berdasarkan sifatnya, oposisi dapat dibedakan menjadi Oposisi mutlak, yaitu terdapat pertentangan makna secara mutlak. Oposisi kutub, yaitu makna kata-kata yang termasuk oposisi kutub ini pertentangannya tidak bersifat mutlak, melainkan bersifat garadasi. Artinya terdapat tingkat-tingkat makna pada kata-kata. Kata-kata yang beroposisi kutub ini umumnya adalah kata-kata dari kelas adjektif. Oposisi hubungan, yaitu makna kata-kata yang beroposisi hubungan relasional ini bersifat saling melengkapi. Artinya, kehadiran kata yang satu karena ada kata yang lain menjadi oposisinya. Tanpa kehadiran keduanya maka oposisi ini tidak ada. Kata-kata yang beroposisi hubungan ini bisa berupa kata kerja. Selain itu, bisa berupa kata benda. Oposisi hierarkial yaitu, makna kata-kata yag beroposisi hierarkial ini menyatakan deret jenjang atau tingkatan. Kata-kata yang beroposisi hierarkial ini adalah kata-kata yang berupa nama satuan ukuran berat, panjang dan isi, nama satuan hitungan dan penanggalan, nama jenjang kepangkatan, dan sebagainya. Oposisi majemuk yaitu, oposisi di antara dua buah kata. Namun, dalam perbendaharaan kata bahasa Indonesia ada kata-kata yang beroposisi lebih dari satu kata. 3. Homonimi, Homofoni, dan Homografi Kata homonimi berasal dari bahasa Yunani kuno onomo yang artinya nama’ dan homo artinya sama’. Secara harfiah homonimi dapat diartikan sebagai nama sama untuk benda atau hal lain’. Secara semantik, Verhaar 1978 memberi definisi homonimi sebagai ungkapan berupa kata, frase atau kalimat yang bentuknya sama dengan ungkapan lain juga berupa kata, frase atau kalimat tetapi maknanya tidak sama Abdul Chaer, 2013. Dalam bahasa Indonesia banyak juga homonimi yang terdiri lebih dari tiga buah kata. Di dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia susunan Poerwadarminta di dalam kata yang berhomonimi digunakan angka Romawi, tetapi dalam Kamus Bahasa Indonesia 1983 oleh Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, dan Kamus Besar Bahasa Indonesia 1988 juga oleh Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, kata-kata yang berhomonimi itu ditandai dengan angka Arab. Hubungan antara dua buah kata yang homonim bersifat dua arah. Ada dua kemungkinan sebab terjadinya homonimi Bentuk-bentuk yang berhomonimi itu berasal dari bahasa atau dialek yang berlainan. Bentuk-bentuk yang berhomonim itu terjadi sebagai hasil proses morfologi. Sama halnya dengan sinonim, antonim, homonimi ini dapat terjadi pada tataran morfem, tataran kata, tataran frase, dan tataran kalimat. Homonimi antarmorfem, tentunya antara sebuah morfem terikat dengan morfem terikat lainnya. Homonimi antarfrase Homonimi antarkalimat Di samping homonimi ada pula istilah homofoni dan homografi. Ketiga istilah ini biasanya dibicarakan bersama karena ada kesamaan objek pembicaraan. Homonimi dilihat dari segi “bunyi” homo yang artinya sama dan fon yang artinya bunyi, sedangkan homografi dilihat dari segi “tulisan”, “ejaaan” homo yang artinya sama dan grafi yang artinya tulisan. Homofoni sebetulnya sama saja dengan homonimi karena realisasinya bentuk-bentuk bahasa adalah berupa bunyi. Jadi, kata bisa’ yang berarti racun ular dan kata bisa’ yang berarti sanggup’, selain merupakan bentuk yang homonimi adalah juga bentuk yang homofoni, dan juga homografi karena tulisannya juga sama. Dalam bahasa Indonesia ada sejumlah kata yang homofon, tetapi ditulis dengan ejaan yang berbeda karena ingin memperjelas perbedaan makna. Di dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia susunan Poerwadarminta kata-kata yang homograf ini diberi keterangan cara melafalkannya di belakang tiap-tiap kata. Ada beberapa buku pelajaran yang menyatakan bahwa homograf adalah juga homonim karena mereka berpandangan ada dua macam homonim, yaitu a homonim yang homofon, dan b homonim yang homograf. 4. Hiponimi dan Hipernimi Kata hiponimi berasal dari bahasa Yunani kuno, yaitu onoma berarti nama’ dan hype berarti dibawah’. Jadi, secara harfiah berarti nama yang termasuk di bawah nama lain’. Secara semantik Verhaar 1978 menyatakan hiponim ialah ungkapan biasanya berupa kata, tetapi kiranya dapat juga frase atau kalimat yang maknanya dianggap merupakan bagian dari makna suatu ungkapan lain. Jika relasi antara dua buah kata yang bersinonim, berantonim, dan berhomonim bersifat dua arah maka relasi antara dua buah kata yang berhiponim ini adalah searah. Definisi Verhaar disebutkan bahwa hiponim kiranya terdapat pula dalam bentuk frase dan kalimat. Namun, kiranya sukar mencari contohnya dalam bahasa Indonesia karena juga hal ini lebih banyak menyangkut masalah logika dan bukan masalah linguistik. Ole karena itu, menurut Verhaar masalah ini dapat dilewati saja, tidak perlu dipersoalkan lagi. Konsep hiponimi dan hipernimi mengandaikan adanya kelas bawahan dan kelas atasan, adanya makna sebuah kata yang berada di bawah makna kata lainnya. Karena itu, ada kemungkinan sebuah kata yang merupakan hipernimi terhadap sejumlah kata lain, akan menjadi hiponim terhadap kata lain yang hierarkial berada diatasnya. Konsep hiponimi dan hipernimi mudah diterapkan pada kata benda tetapi agak sukar pada kata kerja dan kata sifat. Di samping istilah hiponimi ada pula istilah yang disebut meronimi. Kedua istilah ini mengandung konsep yang hampir sama. Bedanya adalah kalau hiponimi menyatakan adanya kata unsur leksikal yang maknanya berada di bawah makna kata lain, sedangkan meronimi menyatakan adanya kata unsur leksikal yang merupakan bagian dari kata lain. 5. Polisemi Polisemi lazim diartikan sebagai satuan bahasa terutama kata, bisa juga frasa yang memiliki makna lebih dari satu. Menurut pembicaraan terdahulu setiap kata hanya memiliki satu makna, yakni yang disebut makna leksikal dan makna yang sesuai dengan referennya. Dalam perkembangan selanjutnya komponen-komponen makna ini berkembang menjadi makna-makna tersendiri. Makna-makna yang bukan makna asal dari sebuah kata bukanlah makna leksikal sebab tidak merujuk kepada referen dari kata itu yang berkenaan dengan polisemi ini adalah bagaimana kita bisa membedakannya dengan bentuk-bentuk yang disebut homonimi. Bahwa homonimi bukanlah sebuah kata, melainkan dua buah kata atau lebih yang kebetulan bentuknya sama. Homonimi bukan sebuah kata maka maknanya pun berbeda, di dalam kamus bentuk-bentuk yang homonimi didaftarkan sebagai entri-entri yang berbeda. Sebaliknya bentuk-bentuk adalah sebuah kata yang memiliki makna lebih dari satu. Karena polisemi ini adalah sebuah kata maka di dalamnya kamus didaftarkan sebagai sebuah entri. Satu lagi perbedaan antara homonimi dan polisemi, yaitu makna-makna pada bentuk-bentuk homonimi tidak ada kaitan atau hubungannnya sama sekali antara yang satu dengan yang lainnya. 6. Ambiguitas Ambiguitas atau ketaksaan sering diartikan sebagai kata yang bermakna ganda atau mendua arti. Polisemi juga bermakna ganda. Polisemi dan ambiguitas sama-sama bermakna ganda hanya kalau kegandaan makna dalam polisemi berasal dari kata, sedangkan kegandaan makna dalam ambiguitas berasal dari satuan gramatikal yang lebih besar, yaitu frase atau kalimat dan terjadi sebagai akibat penafsiran struktur gramatikal yang berbeda. Bahasa lisan penafsiran ganda ini mungkin tidak akan terjadi karena stuktur gramatikal itu dibantu oleh unsur intonasi. Namun, dalam bahasa tulis penafsiran ganda ini dapat saja terjadi jika penanda-penanda ejaan tidak lengkap diberikan. Perbedaan ambiguitas dengan homonimi dilihat sebagai bentuk yang kebetulan sama dan dengan makna yang berbeda, sedangkan ambiguitas adalah semua bentuk dengan makna yang berbeda sebagai akibat dari berbedanya penafsiran stuktur gramatikal bentuk tersebut. Ambiguitas hanya terjadi pada satuan frase dan kalimat, sedangkan homonimi dapat terjadi pada semua satuan gramatikal morfem, kata, frase, dan kalimat. 7. Redudansi Istilah redundansi sering diartikan sebagai berlebih-lebihan pemakaian unsur segmental dalam suatu bentuk ujaran’. Salah satu prinsip dasar semantik adalah bila bentuk berbeda maka makna pun akan berbeda. Makna adalah suatu fenomena dalam ujaran utterance, internal phenomenon, sedangkan informasi adalah sesuatu yang luar ujran utterence-external.
Setiapelemen citra tersebut akan di jelaskan satu demi satu, serta akan diilustrasikan salah satu contoh keadaannya di dalam satu kota di Indonesia yaitu Yogyakarta. Oleh karena istilah dari bahasa inggris untuk lima elemen tersebut sudah begitu umum dipakai di dalam konteks bahasa Indonesia, maka istilah-istilah itu akan dipakai dalam bahan ajar.
Jenis-Jenis Makna Kata dan Contohnya dalam Bahasa Indonesia– Penggunaan bahasa untuk berkomunikasi sudah tidak dapat dilepaskan dari kehidupan manusia sehari harinya. Satuan dari bahasa antara lain terdiri atas kata, frasa, dan kalimat. Kata seringkali memiliki makna yang berbeda-beda, tergantung pada konteks apa kata itu digunakan serta kalimat apa yang mengikuti penggunaan kata tersebut. Pengertian Makna Kata Semantik Seperti yang kita ketahui, kata’ merupakan satuan terkecil dalam bahasa yang memiliki arti atau makna. Istilah kata’ dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI merupakan bahasa yang diucapkan atau dituliskan yang merupakan perwujudan kesatuan perasaan dan pikiran yang dapat digunakan dalam berbahasa. Mansoer Pateda 2001 berpendapat jika istilah makna kata merupakan kata kata dan istilah yang membingungkan. Untuk mengkaji tentang makna kata, terdapat kajian khusus dalam linguistik, yakni kajian semantik. Kajian makna kata menurut penggolongan semantik merupakan cabang linguistik yang secara khusus meneliti dan mengkaji makna kata, asal usul kata tersebut, perkembangan penggunaan kata, serta penyebab terjadinya perubahan makna kata. Abdul Chaer 1994 dan Verhaar 1996 mengemukakan pendapat serupa tentang pengertian semantik, yakni cabang studi linguistic kebahasaan yang membahas arti atau makna. Jenis-Jenis Makna Kata Penggunaan kata yang beragam dalam keseharian menimbulkan makna kata yang beragam pula dilihat dari sudut pandang yang berbeda beda. Jenis jenis makna kata yang secara umum banyak di kenal di masyarakat antara lain makna konotasi, makna denotasi, makna leksikal, makna gramatikal, makna kontekstual, dan sebagainya. Tidak ada penggolongan pasti tentang jenis jenis makna kata. Berbagai ahli di dunia telah mengemukakan pendapatnya mengenai penggolongan makna kata, beberapa di antaranya adalah Abdul Chaer, Geoffrey Leech, serta Dr. Muhammad Mukhtar Umar. Jenis-Jenis Makna Kata menurut Abdul Chaer Abdul Chaer menggolongkan makna kata menjadi 13 jenis, yang meliputi makna leksikal, makna gramatikal, makna kontekstual, makna referensial, makna non-referensial, makna denotatif, makna konotatif, makna konseptual, makna asosiatif, makna kata, makna istilah, makna idiom, dan makna peribahasa. Makna Leksikal Makna Leksikal dapat juga disebut makna sebenarnya. Makna Leksikal merupakan makna yang sesuai dengan hasil observasi indra yang dimiliki manusia, sehingga makna yang tercipta merupakan makna yang sebenarnya, apa adanya, dan terdapat dalam kamus makna dalam kamus sering disebut dengan makna dasr atau makna konkret. Makna ini bersifat tetap dan pasti karena mengikuti kamus yang ada. Kamus yang menjadi acuan dalam bahasa Indonesia yakni Kamus Besar Bahasa Indonesia. Misalnya leksem kuda’ merupakan sejenis binatang berkaki empat yang digunakan sebagai alat transportasi atau air’ bermakna sejenis barang cair yang biasa digunakan untuk keperluan sehari-hari. Contoh lain makna leksikal Makan dalam KBBI – memasukkan makanan pokok ke dalam mulut serta menguyahnya dan menelannya; arti lainnya – memakai, memerlukan, atau menghabiskan waktu, biaya, dan lain sebagainya. Lari dalam KBBI – melangkah dengan kecepatan tinggi; arti lainnya – hilang atau senyap; arti lainnya – pergi keluar tidak dengan cara baik tidak sah, kabur. Tidur dalam KBBI – dalam keadaan berhenti mengaso badan dan kesadarannya biasanya dengan memejamkan mata. Meja dalam KBBI – perkakas perabot rumah yang mempunyai bidang datar sebagai daun mejanya dan berkaki sebagai penyangganya bermacam – macam bentuk dan gunanya. Anak dalam KBBI – keturunn yang kedua; arti lainnya – manusia yang masih kecil; binatang yang masih kecil; arti lainnya – orang yang berasal dari atau dilahirkan di suatu negeri, daerah dan sebagainya. Ajar dalam KBBI – petunjuk yang diberikan kepada orang supaya diketahui diturut Buah dalam KBBI – bagian tumbuhan yang berasal dari bunga atau pitik biasanya berbiji. Mandi dalam KBBI – membersihkn tubuh dengan air dan sabun dengan cara menyiramkan, merencamkan diri dalam air dan sebagainya. Tenggelam dalam KBBI – masuk terbenam ke dalam air; arti lainnya – karam tentang perahu atau kapal. Makna Gramatikal Sesuai namanya, makna gramatikal merupakan makna yang muncul akibat dari adanya proses gramatikal atau proses tata bahasa. Proses gramatikal antara lain proses kompisisi, proses reduplikasi, proses afiksasi, serta proses komposisi atau kalimatisasi. Misalnya, proses aplikasi awalan prefiks ber- pada kata baju’, menjadi berbaju’, melahirkan makna gramatikal mengenakan atau memakai baju’. Lalu pada kata berkuda’ memiliki makna gramatikal mengendarai kuda. Contoh lain pada proses komposisi kata dasar sate’ dan lontong’, menjadi kata sate lontong,’ menimbulkan makna gramatikal sate bercampur lontong’. Makna Kontekstual Makna kontekstual merupakan makna dari sebuah kata atau leksem yang muncul berdasarkan suatu konteks tertentu. Misalnya makna konteks kata kepala’ akan berbeda antara frasa kepala nenek’, dengan kepala surat’, maupun kepala sekolah’, atau kepala jarum’, dan lain sebagainya. Contoh lainnya, Misal pada kalimat tiga kali empat berapa?’, apabila ditanyakan pada murid sekolah dasar, maka kalimat tersebut memiliki makna menanyakan hasil perkalian matematik antara bilangan tiga dan empat. Sedangkan, apabila pertanyaan tersebut dilontarkan kepada tukang foto, maka kalimat tersebut memiliki makna kontekstual menanyakan harga cetak foto ukuran tiga kali empat centimeter. Makna Referensial Makna referensial memiliki arti, yakni maka yang memiliki referensi atau acuannya dalam dunia nyata. Misalnya kata saya’, pada kalimat “Tadi saya bertemu dengan Ani”, Kata Anwar pada Budi makna kata saya’ mengacu pada Ani, sedangkan pada kalimat “Saya ingin berjumpa dengan dia”, kata Budi makna kata saya’ mengacu pada Budi. Makna Non-referensial Makna non-referensial merupakan lawan dari makna referensial. Makna non-referensial merupakan makna pada kata yang tidak memiliki acuan di dunia nyata. Sebagai contoh kata dan’, atau’, karena’, maka’, sebab’, jika’. Kata kata tersebut tidak memiliki acuan yang jelas. Makna Denotatif Makna denotatif seperti yang telah kita ketahui merupakan makna asli, makna asal, atau pun makna sebenarnya yang diimiliki sebuah kata dan tidak memiliki makna tersembunyi lain di dalamnya. Hampir sama dengan makna leksial, makna denotatif mengacu pada makna yang ada pada kamus atau literatur bahasa lain. Contoh kata bunga’ memiliki artian denotatif tanaman bunga yang tumbuh di taman. Contoh lain makna denotatif 1 Sikat dalam KBBI – pembersih yang dibuat dari bulu ijuk, serabut, dan sebagainya diberi berdasar dan berpegangan bermacam – macam rupa. Sikat gigi merek X diklaim oleh produsennya sebagai sikat gigi yang direkomendasikan oleh empat dari lima dokter gigi di dunia. Noda rendang di bajuku sulit hilang meski telah aku rendam semalaman dan aku sikat berkali – kali. 2 Sapu dalam KBBI – alat rumah tangga dibuat dari ijuk lidi, sabut, dan sebagainya yang diikat menjadi berkas, diberi bertangkai pendek atau panjang untuk membersihkan debu, sampah dan sebagainya. Setiap pagi dan sore hari, ia rutin menyapu halaman rumahnya. Sapu yang dibeli Dita di pasar tadi ternyata kualitasnya jelek, buktinya baru dipakai beberapa jam ijuknya sudah lepas kemana – mana. Sapu terbang hanya ada di dongeng – dongen sihir seperti Harry Potter karangan Rowling. Makna Konotatif Makna konotatif merupakan kebalikan dari makna denotative. Makna konotatif merupakan makna lain yang ditambahkan pada sebuah kata yang berhubungan dengan nilai rasa seseorang atau kelompok yang menggunakan kata tersebut. Misalnya, kata kurus’, ramping’, dan kerempeng’ merupakan kata-kata yang bersinonim. Kata kurus’ mengacu pada keadaan tubuh seseorang yang lebih kecil dari ukuran normal. Kata ramping’ yang bersinonim dengan kata kurus’ memiliki konotasi positif, yaitu nilai yang mengenakkan, atau dengan kata lain oerang akan senang apabila dikatakan ramping. Sedangkan kata kerempeng’ merupakan sinonim kata kurus’ yang memiliki makna konotatif negative, atau orang akan merasa tidak senang atau tidak nyama jika dikatakan kerempeng. Contoh lainnya kata bunga’ yang berarti tanaman yang cantik akan memiliki makna yang sama dengan kata bunga’ pada frasa bunga desa’ yang memiliki arti gadis tercantik atau yang menjadi incaran pemuda di suatu desa. Contoh lain makna konotatif Lagu Gugur Bunga’ diciptakan untuk menghormati dan mengenang jasa para bunga bangsa yang gugur di medan Artinya Lagu Gugur Bunga’ diciptakan untuk menghormati dan mengenang jasa para pahlawan yang gugur di medan perang. Dia merupakan tangan kanan pimpinan organisasi tersebut, sehingga kemampuannya tidak perlu diragukan lagi. Artinya Dia merupakan orang kepercayaan pimpinan organisasi tersebut, sehingga kemampuannya tidak perlu diragukan lagi. SMA 3 Jayakarsa menyapu bersih semua medali emas di ajang Olimpiade Sains Nasional OSN tahun ini Artinya SMA 3 Jayakarsa memenangkan semua medali emas di ajang Olimpiade Sains Nasional OSN tahun ini. Ari berkeringat dingin menunggu giliran wawancara kerjanya siang ini. Artinya Ari gugup menunggu giliran wawancara kerjanya siang ini. Rubah itu tertangkap tangan ketika akan memangsa telur – telur ayam milik warga. Rubah itu tertangkap langsung saat kejadian ketika akan memangsa telur – telur ayam milik warga. Makna Konseptual Makna konseptual merupakan makna yang dimiliki oleh sebuah kata yang terlepas dari konteks maupun asosiasi apapun. Dengan kata lain makna konseptual merupakan makna yang terkandung pada kata yang berdiri sendiri. Misal kata sawah’ memiliki makna ladang atau tempat untuk bercocok tanam padi. Makna Asosiatif Makna asosiatif merupakan makna kata yang muncul karena adanya hubungan kata tersebut dengan hal lain di luar bahasa. Misal pada kata hitam’ yang berasosiasi pada sesuatu yang jahat atau negatif. Begitu pula dengan kata putih’ yang berasosiasi dengan hal hal yang suci, kebenaran, ataupun kebaikan. Makna Kata Makna kata merupakan makna yang bersifat umum, gambaran kasar, dan tidak jelas. Makna ini menjelaskan beberapa kata sebagai kata yang bermakna lazim atau sama. Sebagai contoh pada kalimat tangannya terkilir karena jatuh’ dan lengannya terkilir karema jatuh’, pada kalimat kalimat tersebut kata tumit’ dan kaki’ memiliki makna yang serupa atau dalam istilah lain kata kata tersebut bersinonim. Makna Istilah Makna istilah merupakan kebalikan dari makna kata. Makna istilah bersifat jelas, tidak meragukan, serta hanya digunakan pada suatu bidang keilmuan ataupun kegiatan tertentu saja. Misal kata lengan’ dan tangan’ pada ilmu kedokteran, keduanya merupakan bagian anatomi tubuh tang berbeda. Istilah lengan’ mengacu pada bagian tubuh mulai dari bagian siku sampai ke pangkal bahu, sedangkan istilah tangan’ mengacu pada bagian tubuh mulai dari jari jari tangan hingga ke siku. Makna Idiom Makna idiom atau makna idiomatic merupakan makna kata yang terdapat pada kelompok kata tertentu, di mana makna yang terbentuk berbeda dengan makna asli dari kata tersebut. Asal usul kemunculan makna kata tersebut atau frasa tersebut tidak diketahui. Pengertian makna idiom hampir mirip dengan makna konotasi. Sebagai contoh pada frasa ringan tangan’ bukan berarti tangan tersebut harus memiliki bobot yang ringan, melainkan penggunaan frasa tersebut mengacu pada sifat yang suka menolong’. Makna Peribahasa Makna peribahasa memiliki pengertian yang mirip dengan makna idiom, yakni makna yang timbul karena pembentukan frasa atau kumpulan kata tertenu. Bedanya dengan makna idiom, makna peribahasa memiliki asal usul yang masih dapat ditelusuri. Contoh makna peribahasa terdapat pada kalimat dua orang tersebut bagai anjing dan kucing’, frasa anjing dan kucing’ memiliki makna tidak pernah akur’, makna ini masih berasosiasi bahwa hewan kucing dan anjing pada kenyataannya memang selalu berkelahi ketika bertemu. Contoh lain pada frasa selebar daun kelor’, frasa tersebut bermakna sempit atau kecil, makna ini berasosiasi pada kenyataan jika daun kelor merupakan daun yang kecil. Jenis-Jenis Makna Kata menurut Goeffrey Leech Geoffrey Leech menggolongkan makna kata menjadi tujuh jenis, yang meliputi makna konotatif, makna stilistik, makna afektif, makna refleksi, makna kolokatif, makna konseptual, serta makna tematik. Makna Konotatif Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, makna konotatif merupakan makna lain yang ditambahkan pada sebuah kata yang berhubungan dengan nilai rasa seseorang atau kelompok yang menggunakan kata tersebut. Misal pada kata wanita’ dan perempuan’, di masyarakat pengguunaan kata wanita’ memiliki konotasi positif, sedangkan kata perempuan’ memiliki konotasi yang negatif. Makna Stilistik Makna stilistika merupakan makna yang timbul karena gaya pemilihan kata sehubungan dengan perbedaan sosial strata dan bidang kegiatan di dalam masyarakat. Sebagai contoh penggunaan kata rumah’, pondok’, vila’, keraton’, gubuk’, kediaman’, dan resindensi’. Kata kata tersebut secara umum memiliki artian tempat tinggal manusia, akan tetapi kata keraton’ penggunaannya ditujukan untuk tempat tinggal raja dan ratu, kata vila’ digunakan untuk tempat tinggal selama liburan. gubuk’ digunakan untuk tempat tinggal sederhana’, dan lain sebagainya. Perbedaan penggunaan kata kata tersebut menimbulkan makna yang berbeda. Makna Afektif Makna afektif merupakan makna yang berhubungan dengan perasaan pembicara terhadap lawan bicara atau objek yang dibicarakan. Makna afektif akan lebih terlihat perbedaannya dengan makna lain bila digunakan secara lisan. Sebagai contoh kalimat mohon tenang’ dan tutup mulut kalian’ memiliki pesan yang sama, yakni meminta seseorang untuk diam. Namun, kalimat mohon tenang’ memiliki makna yang terdengar halus, sedangkan kalimat tutup mulut kalian’ memiliki makna dengan konteks yang lebih kasar. Makna Refleksi Makna refleksi merupakan makna yang muncul pada saat penutur merespon apa yang dia lihat. Makna refleksi akan lebih ekspresif ketika digunakan secara lisan, contoh makna refleksi seperti aduh, wah, oh, astaga, ah, yah. Makna Kolokatif Makna kolokatif merupakan makna yang timbul pada kata kata bersinonim, namun penggunaan masing masing kata yang bersinonim tersebut memiliki ciri ciri tertentu. Misalnya kata tampan’ dan cantik’ memiliki makna yang sama, yakni memiliki rupa yang indah atau dikagumi. Akan tetapi kata tampan’ identik dengan pria, sedangkan kata cantik’ identik dengan wanita. Makna Konseptual Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, makna konseptual merupakan makna yang dimiliki oleh sebuah kata yang terlepas dari konteks maupun asosiasi apapun. Dengan kata lain makna konseptual merupakan makna yang terkandung pada kata yang berdiri sendiri. Misal kata kuda’ memiliki makna hewan mamalia berkaki empat yang dimanfaatkan sebagai moda transportasi. Makna Tematik Makna tematik merupakan makna yang disampaikan menurut cara penuturannya atau pun cara penataan pesannya, yang meliputi urutan, fokus, dan penekanan. Nilai komunikatif tersebut dipengaruhi pula oleh penggunaan kalimat aktif dan kalimat pasif. Sebagai contoh pada kalimat Mata kuliah apa yang diajarkan oleh Pak Anang?’ merupakan kalimat tanya yang menekankan pada objek. Sedangkan pada kalimat Siapakah yang mengajar mata kuliah Bahasa Indonesia?’ merupakan kalimat tanya yang menekankan pada subjek. Jenis Jenis Makna Kata menurut Dr. Muhammad Mukhtar Umar Dr. Muhammad Mukhtar Umar mengggolongkan makna kata menjadi lima jenis, yang meliputi makna dasar atau makna asasi, makna tambahan, makna gaya bahasa style, makna nafsi atau makna objektif, serta makna ihaa’i. Makna Dasar atau Makna Asasi Makna dasar atau makna asasi sering disebut pula sebagai makna awal atau makna utama. Makna dasar merupakan makna pokok dari suatu kata. Misal pada kata wanita’ yang memiliki makna dasar manusia, bukan laki-laki, dan dewasa’. Makna Tambahan Makna tambahan merupakan makna yang timbul di luar makna dasarnya. Misal pada kata wanita’ memilki makna tambahan makhluk yang lembut perasaannya, labil jiwanya, dan emosional’ atau dapat juga dimaknai sebagai makhluk yang pintar memasak dan suka berdandan’ Makna Gaya Bahasa Style Makna gaya bahasa merupakan makna yang timbul karena menggunaan bahasa tersebut. Penggunaan bahasa meliputi penggunaan bahasa untuk sastra, penggunaan bahasa resmi, baha pergaulan dan lain sebagainya. Misal dalam bahasa Inggris, penggunaan kata Dad’ digunakan untuk panggilan mesra dari seorang anak untuk ayahnya, sedangkan father’ digunakan sebagai panggilan hormat dan sopan pada ayahnya, sehingga meskipun bersinonim kata dad’ terkesan lebih intim dibandingkan kata father’, jika dalam bahasa Indonesia penggunaan kata dad’ dan father’ memiliki konteks yang sama dengan penggunaan kata ayah’ dan ayahanda’. Makna Nafsi atau Makna Objektif Makna nafsi atau makna objektif merupakan makna yang timbul karena perbedaan ini mengacu pada kata kata dalam bahasa yang membedakan pelafalan kata, seperti bahasa Arab dan bahasa Cina, di mana perbedaan pelafalan suatu kata mempengaruhi makna yang timbul. Makna Ihaa’i Makna Ihaa’I merupakan makna yang berkaitan dengan sudut pandang penggunaannya. Secara ringkas, makna yang masuk dalam makna ihaa’I antara lain makna kontekstual, makna kiasan atau makna peribahasa, dan lain sebagainya. Artikel bahasa lainnya contoh pantun karmina jenis jenis kalimat tanya dan contohnya contoh frasa verba aktif idiom pantun berkait dan contohnya dalam bahasa indonesia contoh klausa dalam bahasa indonesia konjungsi contoh teks anekdot jenis jenis kalimat perintah contoh peribahasa perumpamaan perbedaan akronim dan singkatan beserta contohnya contoh roman singkat cara membedakan pelengkap dan keterangan alur cerita klausa dalam bahasa indonesia contoh frasa verba apositif Sekian artikel yang mengulas tentang jenis jenis makna kata dan contohnya dalam bahasa Indonesia. Semoga artikel ini bermanfaat 🙂
Caramengucapkan kata kata dalam menyanyi sehingga kata yang diucapkan terdengar jelas adalah. jangkauan yg mampu di jangkau orgc.lamanya nada yg harus di bunyikand.warna suara yg di bea pada setiap org DAN KERJAKAN NO 49,50 PADA GAMBAR DI ATAS berubah D.karaterisasi hanya sebagian yg boleh dirubah E.persoalanÂČ yg

Teks prosedur merupakan jenis teks yang berisi tujuan, langkah-langkah, dan manfaat. Teks ini bertujuan komunikatif, yaitu untuk memberi petunjuk cara melakukan sesuatu melalui serangkaian tindakan atau langkah. Kaidah kebahasaan teks prosedur Adanya penggunaan kata kerja perintah imperatif. Adanya penggunaan istilah teknis bidang tertentu. Misalnya, direktori, fitur, kalkulasi, item, saldo, refund, dan sebagainya. Penggunaan konjungsi temporal atau kata hubung yang menyatakan urutan waktu kegiatan, seperti setelah, kemudian, dan, lalu, selanjutnya. Adanya penggunaan kata-kata yang menyatakan urutan langkah kegiatan, seperti pertama, kedua, ketiga, dan seterusnya. Adanya penggunaan keterangan cara, misalnya dengan cepat, dengan lembut, dengan perlahan-lahan. Perbedaan kedua teks tersebut berdasarkan aspek kebahasaan sebagai berikut Kutipan Teks 1 Pertama, kenali si petugas. Kedua, pahami kesalahan Anda. Ketiga, pastikan tuduhan pelanggaran. Keempat, jangan serahkan kendaraan atau STNK begitu saja. Kelima, terima atau tolak tuduhan. Kutipan Teks 1 tersebut menunjukkan adanya penggunaan kata kerja yang menyatakan urutan langkah kegiatan, yaitu ditandai dengan kata pertama, kedua, ketiga, keempat, dan kelima. Kutipan Teks 2 Adapun langkah pembuatannya yaitu potong tali kur akan dipotong menjadi dua bagian. Lalu, siapkanlah pensil yang cukup panjang. Buatlah simpul kepala dengan menggunakan bantuan pensil. Kemudian, buat simpul datar. Lakukanlah sampai seluruh tali hingga menjadi jalinan simpul. Ikat rambut siap digunakan. Kutipan Teks 2 tersebut menunjukkan adanya penggunaan konjungsi temporal, yaitu ditandai dengan konjungsi lalu dan kemudian. Sehingga, perbedaan kedua teks tersebut berdasarkan aspek kebahasaannya adalah Teks 1 banyak menggunakan kata kerja yang menyatakan urutan langkah kegiatan, sedangkan Teks 2 menggunakan konjungsi temporal. Dengan demikian, jawaban yang tepat ialah pilihan C.

. 127 67 208 31 180 214 208 490

jelaskan pula arti setiap kata tersebut sehingga jelas perbedaanya